Ceritanya, tanggal 18 Desember kemaren, gua dilantik jadi anggota DPM Fema. Badan kerasa agak panas waktu ngucap sumpah -kedua kalinya ngucap sumpah pelantikan setelah pelantikan anggota Gentra Kaheman-.
Bukan karena gua banyak dosanya, tapi ada amanah yang harus gua tanggung selama setahun ke depan. Amanah yang gak boleh gua permainkan dan harus gua jalankan dengan baik. Gua harus siap jadi penampung aspirasi temen-temen gua, kerja sama dengan BEM, dan tentunya...harus siap dimarahin.
Awalnya, banyak orang yang heran sama gua. Ko gua mau nyalon jadi anggota DPM? Ko orang kaya elu nyalon jadi DPM? Pertanyaan ke dua gua rasa yang paling kampret. Sebenernya alesan gua sih sederhana aja kenapa nyalon jadi anggota DPM: ubah mindset. Mungkin sebelumnya orang-orang liat anak-anak DPM itu kaku, alim, kritis, atau apalah. Hampir gak pernah nemu anak DPM yang otaknya agak gesek, kaya gua.
Buka mau mengubah reputasi DPM jadi lebih jelek atau apa, tapi gua harap dengan gua ikut DPM suasana di dalam DPM itu sendiri berubah jadi lebih cair dan santai, pastinya tetep serius dong. Walaupun emang gua dianggap sebagai orang yang kurang bisa dipercaya, tapi gua yakin gua bisa ikut kontribusi untuk mengubah paradigma dan ikut memajukan fakultas gua sendiri.
Semoga gua dan teman-teman gua bisa amanah ngejalanin tanggung jawab yang cukup menantang dan berat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar