Halo, I'm Coming vrooh!!
Tidak terasa sekarang udah berada di penghujung tahun 2017, tahun dimana perjuangan sebagai mahasiswa akhir yang selalu menghadapi pertanyaan maut "Kapan lulus", tahun dimana emosi lebih bergejolak karena pusing nyusun skripsi, tahun dimana mau jalan-jalan susah gara-gara takut dosen tiba-tiba minta bimbingan. Intinya, tahun 2017 bagi gua adalah tahun dimana gua harus lulus tepat waktu.
Seperti judul di atas, lagi dan lagi gua membuat suatu wacana, khas mahasiswa. Wacana yang katanya bakal update blog setidaknya sebulan sekali, akhirnya tidak terlaksana. Jangankan ngeblog, mandi aja gua kadang lupa. Untung shalat gak lupa, karena itu wajib. Mandi belum tentu wajib, ya kan?
Ada banyak kegiatan yang gua lalui di tahun 2017 dan gak sempet tertulis di blog. Mulai dari perjuangan mencari tema penelitian, bimbingan intensif sama dosen sampe 6 jam dalam sehari, jadi asisten dosen bikin PPT buat beliau sidang disertasi 12 jam, penelitian di kampung adat yang kental dengan budaya dan adat istiadatnya, sampai akhirnya gua bisa meraih gelar sarjana. Sekarang, gua udah punya gelar sarjana, namanya S.KPm atau sarjana komunikasi pengembangan masyarakat. Tapi sedihnya, temen-temen gua malah plesetin jadi sarjana kang parkir motor. Sejak saat itu, rasanya gua mau ambil S2 magister teknik, jadi ketika nanti gua lulus S2 gelar gua akan menjadi S.KPm, MT yang artinya Sarjana Kang Parkir Motor Mobil Truk. Lengkap kan?
Gelar S.KPm ini adalah gelar unik nan langka, karena cuma IPB aja yang mengeluarkan gelar ini. Jadi, kalo lu punya temen dengan gelar ini, sudah dipastikan dia adalah lulusan IPB jurusan Komunikasi Pengembangan Masyarakat. Bagusnya, lu menjadi orang-orang terpilih yang punya gelar unik ini. Sedihnya, kadang lu jadi bingung pas ngelamar kerja, ini jurusan apa...
Bentar lagi masuk tahun baru 2018, semoga gua gak wacana lagi buat ngeblog minimal sebulan sekali. Disaat orang-orang sekarang udah pada ngevlog atau video blog, tapi gua tetap konsisten ngeblog. Ibarat ngebokep, lebih berasa imajinasinya kalau lu baca cerita bokep kan daripada nonton videonya?
Analogi kampret
Wilujeng Sumping, lur!
Diari si tukang tidur
Kamis, 28 Desember 2017
Minggu, 08 Januari 2017
Menuju Tingkat Akhir
Hai.. !
Terakhir gua ngepost tanggal 22 April 2016 dan sekarang udah tanggal 8 Januari 2017.
Produktif sekali hidup gua...
Banyak orang terkadang suka beranggapan "orang yang post blog-nya rajin, pasti dia hobi nulis". Coba sekarang liat gua, dalam satu tahun ngepost blog cuman sekali, apa berarti gua gak rajin nulis?
Enggak !
Meskipun catetan kuliah gua dari semester 1-7 gak lebih tebel dari isi buku Sidu 56 lembar buruan ibu-ibu kalau pas mau masuk sekolah anaknya.
Ngomong-ngomong soal semeter kuliah, tepat tahun 2017 ini gua akan memasuki semester 8 atau masa-masa tingkat akhir. Semester dimana mahasiswa mulai tiba-tiba menjalin hubungan dekat dengan dosen bagai magnet ketemu kulkas. Fase ini merupakan fase terberat dalam dunia perkampusan dimana akan banyak pertumpahan air mata, cucuran keringat, peningkatan emosi dan porsi makan.
Terkadang, setelah memasuki tingkat akhir begini gua suka merasa ada penyesalan dalam diri gua. Kenapa? Karena setiap gua bimbingan, dosen gua selalu menanyakan teori-teori dari mata kuliah yang terdahulu. Ya jelas, gua gak hapal.
Jadi selama kuliah gua ngapain aja...
Belum lagi kalau sistem uang kuliah sekarang adalah UKT. Gak peduli berapa SKS lu ambil, bayaran tetep sama. Mungkin suatu saat gua akan menyarankan bill gates buat ngabisin duitnya dengan nyuruh anaknya kuliah di Indonesia dan jangan lulus-lulus.
Terakhir gua ngepost tanggal 22 April 2016 dan sekarang udah tanggal 8 Januari 2017.
Produktif sekali hidup gua...
Banyak orang terkadang suka beranggapan "orang yang post blog-nya rajin, pasti dia hobi nulis". Coba sekarang liat gua, dalam satu tahun ngepost blog cuman sekali, apa berarti gua gak rajin nulis?
Enggak !
Meskipun catetan kuliah gua dari semester 1-7 gak lebih tebel dari isi buku Sidu 56 lembar buruan ibu-ibu kalau pas mau masuk sekolah anaknya.
Ngomong-ngomong soal semeter kuliah, tepat tahun 2017 ini gua akan memasuki semester 8 atau masa-masa tingkat akhir. Semester dimana mahasiswa mulai tiba-tiba menjalin hubungan dekat dengan dosen bagai magnet ketemu kulkas. Fase ini merupakan fase terberat dalam dunia perkampusan dimana akan banyak pertumpahan air mata, cucuran keringat, peningkatan emosi dan porsi makan.
Terkadang, setelah memasuki tingkat akhir begini gua suka merasa ada penyesalan dalam diri gua. Kenapa? Karena setiap gua bimbingan, dosen gua selalu menanyakan teori-teori dari mata kuliah yang terdahulu. Ya jelas, gua gak hapal.
Jadi selama kuliah gua ngapain aja...
Belum lagi kalau sistem uang kuliah sekarang adalah UKT. Gak peduli berapa SKS lu ambil, bayaran tetep sama. Mungkin suatu saat gua akan menyarankan bill gates buat ngabisin duitnya dengan nyuruh anaknya kuliah di Indonesia dan jangan lulus-lulus.
Jumat, 22 April 2016
Tidur di Kelas Vs Titip Absen
Halo.....
Akhirnya setelah sekian lama gak ngeblog, gua kembali lagi dengan kondisi yang masih tampan seperti dulu, namun dengan sedikit penuaan. Sibuknya ikut organisasi ditambah urusan akademik bikin ga kerasa kalo sekarang umur gua udah 21 tahun. Padahal rasanya baru kemaren gua kecebur di kolam legendaris pas SMA atau nembak mantan pake sendok di UKS. Sekarang, gua udah menginjak semester 6, masa-masa klimaks di dunia perkuliahan yang lagi gua rasain.
Udah selama ini gua kuliah, memang nilai gua bisa dibilang gak bagus-bagus amat. IPK gua gak superior, tapi gak anjlok juga, ada di tengah-tengah dan masih masuk kategori PMDK (Persatuan Mahasiswa Dua Koma). Jelas bukan berarti gua leha-leha, di semester 6 ini gua masih berusaha keras supaya IPK gua gak turun lagi dan bisa meraih nilai 3 atau paitnya bertahan. Namun percayalah, ini cukup sulit dan menantang.
Pada dasarnya gua orangnya emang gak pinter-pinter amat, standar. Terakhir gua ngerasa pinter itu waktu SMP. Gua bisa dapet rangking 5 dari 40 murid dan gua inget waktu itu cuma beda 1 peringkat sama temen gua yang sekarang jadi anak Tekpang IPB (Gila gak tuh!). Tapi semakin ke sini, gua merasa semakin "dodol" buat menghapal dan berhitung, begitu juga di masa kuliah sekarang ini.
Gua jadi inget materi pendidikan orang dewasa yang gua dapet, "semakin dewasa seseorang akan semakin sulit untuk menghapal dan berhitung, namun daya analisisnya akan semakin kuat" kira kira begitu kutipannya. Alhamdulillah gua denger kutipan ini disaat gua lagi gak tidur. Bisa dikata kemampuan menghapal dan berhitung gua sekarang udah semakin lemah, tapi daya analisisnya jelas jauh lebih kuat daripada saat gua SMA dan SMP, apalagi TK.
Tidur adalah salah satu hobi gua disaat kuliah. Hobi ini udah gua jalani sejak SMA kelas 1. Gua juga gak tau kenapa, meskipun jam tidur gua dirasa cukup tapi pasti bakal ngantuk juga di kelas. Dosen manapun belum ada yang bisa bikin gua gak tidur di perkuliahan dan gua sadar ini bukanlah sebuah kebanggaan.
Bagi gua, tidur di dalam kelas saat jam kuliah lebih baik daripada tidur di kosan.
Kok gitu?
Sekarang begini, kalo lu tidur di kelas, tanda tangan lu di dalam absensi adalah hasil buah karya tangan lu sendiri sedangkan kalo lu tidur di kosan, tanda tangan siluman yang ada di absensi adalah buah karya tangan orang lain.
Percuma dong lu ga dapet apa-apa kalo tidur di kelas? Kan mendingan tidur di kosan sekalian, sama-sama gak dapet materi kuliah?
Kata siapa percuma? Memang gua gak dapet materi kuliah yang disampein sama dosen, tapi ada satu nilai yang bisa gua dapet
Nilai kejujuran.
Terkesan idealis dan sok ide, tapi buat jujur gak perlu harus jadi idealis. Siapapun harus jujur, gimanapun karakternya. Setidaknya nilai kejujuran ini bisa gua petik dari sesuatu yang dianggep jelek sama orang lain. Pernah suatu waktu gua bener-bener ngantuk di kelas dan gak bangun-bangun waktu dipanggil sama dosen, dan dosen itu mengatakan hal yang menyeramkan dan sangat mistis
"Kamu itu dikuliahin sama ibu kamu ke sini cuma buat tidur"
Lumayan serem juga kalo udah bawa-bawa orang tua cuma masalah tidur di kelas. Tapi ada satu kesalahan besar yang dikatakan beliau
Yang kuliahin gua itu bapak gua, bukan mama gua
Orang tua gua boleh dibilang kuliahin gua cuma buat tidur, tapi mereka gak mau anaknya jadi penipu, maling, bahkan koruptor. Bagi kalian-kalian semua, tidur di kelas bukan suatu pembenaran. Tapi percayalah, tidur di kelas masih jauh lebih baik daripada titip absen.
Senin, 19 Oktober 2015
Let's Try to Speak English
Hai, Let me introduce my self. My name is Fauzi, you can call me Aji. I'm 20 years old and I'm a student of Bogor Agricultural University. Something that you don't know about me is................................................................................................................................
Sometimes i look handsome.
Thank you for coming to my blog and see my handsomeness
Sometimes i look handsome.
Thank you for coming to my blog and see my handsomeness
Rabu, 14 Oktober 2015
Selamat Datang, Sumber Kemacetan Baru
Hampir seminggu lalu, tepatnya hari Sabtu Dramaga kedatangan tamu spesial yang akan menjadi sumber kemacetan baru untuk dramaga dan sekitarnya. Siapakah dia???
*jeng jeeng
Nah ini dia tamu spesialnya, Grand Dramaga Yogya. Setelah melalui sekitar 6 bulan proses pembangunannya, akhirnya mal satu ini hadir meramaikan jalan Raya Dramaga. Jalan utama menuju provinsi Banten ini selalu ramai oleh kendaraan yang lalu lalang setiap saat. Belum lagi banyaknya angkot yang bertrayek dobel juga ikut meramaikan dan "membirukan" jalan raya Dramaga ini.
Jadi inget, dulu waktu Giant Dramaga hadir, terjadi macet panjang yang menggila. Kemudian kehadiran mal ini didemo oleh banyak orang, sampai walikota Bogor Pak Bima Arya menyegel karena posisinya membuat kemacetan di jalan Raya. Akhirnya, mal giant ini ditutup hingga ia memperbaiki sistem parkir kendaraan dan kini masalah itu tuntas. Ya meskipun terkadang suka bikin macet juga, terutama di setiap awal dan akhir bulan.
Kini, kehadiran yogya menimbulkan sumber kemacetan baru di jalan Dramaga. Bagi pembaca yang udah langganan lewat jalan ini pasti udah gak kaget sama macetnya Dramaga. Mungkin keberadaan mal baru ini bikin orang-orang penasaran dengan isi dari si Yogya. Awal pembukaan aja parkir mobil dan motor sampe beleberan keluar mal. Tapi ko kehadiran mal ini gak ada bau-bau bakal didemo atau pejabat bakal nutup yaa?? Padahal kan sama-sama bikin macet juga kaya giant awal berdiri. *agak bingung*
Pembangunan dramaga sekarang berlangsung sangat pesat. Banyaknya perumahan-perumahan baru dan bangunan-bangunan baru gak diimbangi sama pertumbuhan jalan dan angkutan umum yang layak. Di depan IPB aja sebentar lagi bakal lahir apartemen loh. Tapi, pembangunan yang berlangsung rasanya gak jelas. Contohnya, rumah sakit Medika sama Karya Bakti Pratiwi cuma terpaut kira-kira 200 meter jauhnya. Mal Yogya sama Giant cuma kira-kira 400 m. Ngapain? Mau ikutin jejak persaingan keras Alfamart sama Indomaret?
Entah Yogya ini masuk wilayah Kabupaten atau Kota Bogor. Yang jelas, gua mengucapkan selamat datang kepada Grand Dramaga yang turut meramaikan kemacetan di Jalan Dramaga. Ditunggu kehadiran mal-mal lain di Dramaga untuk menyukseskan Dramaga macet total 2017.
*jeng jeeng
![]() |
Jadi inget, dulu waktu Giant Dramaga hadir, terjadi macet panjang yang menggila. Kemudian kehadiran mal ini didemo oleh banyak orang, sampai walikota Bogor Pak Bima Arya menyegel karena posisinya membuat kemacetan di jalan Raya. Akhirnya, mal giant ini ditutup hingga ia memperbaiki sistem parkir kendaraan dan kini masalah itu tuntas. Ya meskipun terkadang suka bikin macet juga, terutama di setiap awal dan akhir bulan.
Kini, kehadiran yogya menimbulkan sumber kemacetan baru di jalan Dramaga. Bagi pembaca yang udah langganan lewat jalan ini pasti udah gak kaget sama macetnya Dramaga. Mungkin keberadaan mal baru ini bikin orang-orang penasaran dengan isi dari si Yogya. Awal pembukaan aja parkir mobil dan motor sampe beleberan keluar mal. Tapi ko kehadiran mal ini gak ada bau-bau bakal didemo atau pejabat bakal nutup yaa?? Padahal kan sama-sama bikin macet juga kaya giant awal berdiri. *agak bingung*
Pembangunan dramaga sekarang berlangsung sangat pesat. Banyaknya perumahan-perumahan baru dan bangunan-bangunan baru gak diimbangi sama pertumbuhan jalan dan angkutan umum yang layak. Di depan IPB aja sebentar lagi bakal lahir apartemen loh. Tapi, pembangunan yang berlangsung rasanya gak jelas. Contohnya, rumah sakit Medika sama Karya Bakti Pratiwi cuma terpaut kira-kira 200 meter jauhnya. Mal Yogya sama Giant cuma kira-kira 400 m. Ngapain? Mau ikutin jejak persaingan keras Alfamart sama Indomaret?
Entah Yogya ini masuk wilayah Kabupaten atau Kota Bogor. Yang jelas, gua mengucapkan selamat datang kepada Grand Dramaga yang turut meramaikan kemacetan di Jalan Dramaga. Ditunggu kehadiran mal-mal lain di Dramaga untuk menyukseskan Dramaga macet total 2017.
Selasa, 06 Oktober 2015
Ki Sunda Midang XII (KSM XII) IS COMING!!
Nah ini dia yang ditunggu tunggu. Berlanjut dari post kemarin, gua mau share video teaser kegiatan Ki Sunda Midang XII yang bakal dilaksanakan tanggal 29 November 2015. Tempatnya? Di Gedung Kemuning Gading Kota Bogor. Bagi yang penasaran silakan kontak gua via email ya!
Minggu, 04 Oktober 2015
Sang Puncak Semester Lima
Sudah lama gak ngeblog lagi, tiba-tiba ngeblog lagi udah semester 5 aja. Baiklah, karena ternyata ada temen gua yang diem-diem suka kepoin blog gua dan menanti posting selanjutnya, gua sekarang bakal posting
*keep kalem
Sekarang gua udah semester 5, cuy! Gak berasa kuliah udah setengah jalan, padahal baru kemaren rasanya gua dibeliin motor sama bokap. Sekitar lima tahun yang lalu. Semester udah gemuk gini, masih aja harus berbelit belit sama dunia organisasi. Bulan Desember adalah bulan yang sangat gua nantikan. Selain karena Bogor musim hujan dan musim rambutan, juga di IPB ini organisasi lagi masa-masanya demisioner (pergantian kepengurusan).
Semester 5 ini gua cuma dapet 21 SKS, keliatan santai tapi kayak banyak tugas. Sama aja semacam lu bertamu ke rumah orang, ngakunya gak laper, tapi pas ditawarin makan porsinya kaya kuli abis puasa 3 bulan sambil kerja nyelesein proyek tol Cipali *etdah. Jujur aja, di hari biasa kadang gua bingung ini kenapa tugasnya sedikit. Tapi setiap akhir minggu, tiba-tiba tugas berdatangan, dan ber-deadline semua. Belum lagi setiap hari berangkat pagi pulang tengah malem, seakan separuh hidup ini diwakafkan di kampus tercinta.
Mungkin bisa dibilang semester 5 ini adalah semester klimaks jurusan gua di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB. Nah ini dia masalahnya. Setiap gua ditanya kuliah jurusan apa, respon orang selalu sama ketika gua jawab. "Hah?". Jurusan gua emang terdengar sangat asing di telinga masyarakat. Iya jelas, jurusan satu-satunya di Indonesia dan cuma ada tiga di ASEAN
*gaya bet
Balik ke masalah klimaks. Bisa dikata, semester 5 (dan juga nanti 6) ini bener-bener menguras tenaga dan pikiran lebih dari sebelum-sebelumnya. Saat dimana lu harus mulai menyiapkan kemana arah skripsi lu, saat mata kuliah susah mulai menyapa dengan binalnya, saat dimana lu mulai berjalan sendiri-sendiri tanpa ngikutin teman, saat dimana (nah ini) lu bakal jadi "bos" dalam organisasi.
Meskipun memang berat, mau gak mau dan suka gak suka harus tetep dijalanin. Akademik adalah tujuan utama kenapa gua kuliah dan dikuliahkan, tapi organisasi adalah tempat praktikum gua setelah gua belajar berbagai teori di akademik. Semua harus seimbang, dan juga harus bisa berbagi waktu antara akademik, organisasi, keluarga, dan pastinya pacar.
Ki Sunda Midang XII, ini agenda besar yang lagi gua pegang. FYI buat kalian pembaca blog gua, Gentra Kaheman IPB bakal mengadakan pagelaran Ki Sunda Midang XII di Gedung Kemuding Gading Kota Bogor tanggal 29 November 2015. Pagelaran ini bakal ngebawain cerita Nyi Anteh, tau gak? Penasaran kan? Makanya nanti nonton ya. Kalau butuh info, bisa kontek gua via email.
Minggu, 12 April 2015
Sawarna, Surga Terpendam di Selatan Banten
Seperti yang telah gua jelaskan, gua bakal post perjalanan turing dan jelajah mengunjungi tempat-tempat keren. Belum banyak sih wilayah yang gua jelajahin, tapi ya lumayan lah bisa menghibur hati dan menyegarkan otak yang penuh dengan pikiran hidup dan materi kuliah ini. Kali ini gua mau berbagi cerita tentang perjalanan gua ke Pantai Sawarna.
Siapa yang gak kenal Pantai Sawarna? Pantai Sawarna berada di selatan Provinsi Banten, masuk ke wilayah administrasi Kabupaten Lebak. Jarak dari Bogor kira-kira 150 kilometer.
Oh iya gua lupa, perjalanan ke Sawarna ini dilakukan setelah gua UAS semester 3 tanggal 10 Januari 2015. Tanggal segini masuk periode musim hujan, jadi cukup harap-harap cemas juga. Kalau hujan pergi ke pantai kan sama aja bohong. Selama perjalanan pun mendung sudah menyelimuti, khawatir nanti hujan.
Kalau teman-teman menuju ke Sawarna via Pelabuan Ratu, pasti bakal melewati tempat yang satu ini. Ya, namanya Puncak Habibie. Berada di puncak bukit perbatasan Jawa Barat-Banten, tapi gak tau berapa ketinggiannya. Puncak ini gak terlalu jauh dari laut, makanya pemandangan yang warna biru di bawah itu bukan danau tapi laut, tepatnya Pantai Pelabuhan Ratu. Keren kan?
Memasuki daerah Banten, jalan Raya terasa berbeda. Di Jawa Barat jalan terasa mulus maknyus, masuk ke daerah Banten, entah karena apa, jalan berubah jadi kasar dan banyak yang rusak. Kesenjangan pembangunan terasa sekali di sini. Di dalam perjalanan, teman-teman akan menemukan pertigaan ke kiri dan lurus. Dua arah itu sama saja menuju ke Sawarna, cuma berbeda jarak tempuhnya aja. Waktu berangkat gua coba lewat jalan lurus, dengan harapan bisa ketemu lagi sama spot bukit yang menghadap langsung ke laut.
Sampai di lokasi bukit yang gua maksud, gua kaget bukan kepalang. Bukit yang dulu masih hijau dan asri jadi hancur karena ada eksploitasi tambang kapur. Gua melihat ada bangunan berkubah merah yang besar, yang gua kira awalnya itu stadion. Karena gua orangnya cukup kritis, gua berpikir buat apa ada stadion di tempat sepi semacam ini? Apa visi misinya? Namun setelah gua bertanya-tanya ke masyarakat sekitar, ternyata itu adalah sebuah pabrik semen yang masih dalam tahap pembangunan dan menurut warga dimiliki oleh calon wakil presiden yang kemarin kalah bertarung di pilpres 2014. Setiap siang, listrik di sekitar Lebak mati dan menurut warga juga itu karena listrik digunakan untuk pembangunan pabrik semen tersebut. Apesnya, waktu gua ke sana listrik mati saat malam hari. Horornya semakin kerasa dan membuat sulit aktivitas.
Miris rasanya liat pemandangan semacam ini. Eksploitasi yang terjadi secara besar-besaran berdampak pada rusaknya akses masyarakat, rusaknya lingkungan bahkan dapat menyebabkan rusaknya biota laut akibat dari limbah pabrik semen nantinya. Semoga ada perhatian pemerintah terkait hal ini, agar tidak terjadi kerusakan yang semakin parah ke depannya.
Akhirnya, jam 1 siang kami semua tiba di pantai yang dituju, Sawarna. Menuju kampung Sawarna kita harus melewati sebuah jembatan gantung menyebrangi muara sungai. Hal ini menjadi keunikan dan ciri khas dari kampung Sawarna. Melepas penat sejenak di Mushala dan mulai mencari penginapan. Alhamdulillah dapat penginapan yang harganya cukup bersahabat, 450rb/malam. Jadi masing-masing orang membayar 50rb untuk penginapan. Nama penginapannya yaitu Camp Bim Bim, mungkin teman-teman yang bakal berkunjung ke sini akan menemukan Camp ini yang lokasinya tidak begitu jauh dari Pantai dan Mushala. Barang-barang sudah diletakkan, badan sudah diistirahatkan and Let's Rock!
Siapa yang gak kenal Pantai Sawarna? Pantai Sawarna berada di selatan Provinsi Banten, masuk ke wilayah administrasi Kabupaten Lebak. Jarak dari Bogor kira-kira 150 kilometer.
![]() |
Peta Perjalanan |
Gua menuju ke sana bareng sama 7 orang teman plus cemewewan, jadi total 9 orang. Kami semua pakai 5 motor menuju TKP. Berangkat dari IPB jam 7 pagi melewati Rute Bogor-Cijeruk-Cikidang-Pelabuhan Ratu-Sawarna. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 6 jam, tapi semua itu terbayar dengan pemandangan selama di perjalanan yang kece. Namun perjalanan melewati Cikidang perlu kemampuan menyetir yang ekstra soalnya jalannya terjal, berliku dan menyebabkan mabok darat bagi yang tidak kuat.
Di blog gua yang lama gua sempat membahas perjalanan menuju ke Sawarna, sekitar tahun 2011. Tapi ternyata ada kesalahan, pantai yang gua kunjungi saat itu bukanlah Sawarna tapi sebuah pantai di pusat kota Lebaknya. Kalau Sawarna ternyata harus agak ke dalam lagi dan perjalanan ini gua benar-benar menuju Sawarna. Biarpun begitu, pantai di selatan Banten ini masih belum tereksplor jadi kelestarian alamnya pun masih terjaga dengan baik.
![]() |
Sempat beristirahat sejenak di Jalan Pelabuhan Ratu-Lebak |
Oh iya gua lupa, perjalanan ke Sawarna ini dilakukan setelah gua UAS semester 3 tanggal 10 Januari 2015. Tanggal segini masuk periode musim hujan, jadi cukup harap-harap cemas juga. Kalau hujan pergi ke pantai kan sama aja bohong. Selama perjalanan pun mendung sudah menyelimuti, khawatir nanti hujan.
![]() |
Puncak Habibie |
Kalau teman-teman menuju ke Sawarna via Pelabuan Ratu, pasti bakal melewati tempat yang satu ini. Ya, namanya Puncak Habibie. Berada di puncak bukit perbatasan Jawa Barat-Banten, tapi gak tau berapa ketinggiannya. Puncak ini gak terlalu jauh dari laut, makanya pemandangan yang warna biru di bawah itu bukan danau tapi laut, tepatnya Pantai Pelabuhan Ratu. Keren kan?
Memasuki daerah Banten, jalan Raya terasa berbeda. Di Jawa Barat jalan terasa mulus maknyus, masuk ke daerah Banten, entah karena apa, jalan berubah jadi kasar dan banyak yang rusak. Kesenjangan pembangunan terasa sekali di sini. Di dalam perjalanan, teman-teman akan menemukan pertigaan ke kiri dan lurus. Dua arah itu sama saja menuju ke Sawarna, cuma berbeda jarak tempuhnya aja. Waktu berangkat gua coba lewat jalan lurus, dengan harapan bisa ketemu lagi sama spot bukit yang menghadap langsung ke laut.
Sampai di lokasi bukit yang gua maksud, gua kaget bukan kepalang. Bukit yang dulu masih hijau dan asri jadi hancur karena ada eksploitasi tambang kapur. Gua melihat ada bangunan berkubah merah yang besar, yang gua kira awalnya itu stadion. Karena gua orangnya cukup kritis, gua berpikir buat apa ada stadion di tempat sepi semacam ini? Apa visi misinya? Namun setelah gua bertanya-tanya ke masyarakat sekitar, ternyata itu adalah sebuah pabrik semen yang masih dalam tahap pembangunan dan menurut warga dimiliki oleh calon wakil presiden yang kemarin kalah bertarung di pilpres 2014. Setiap siang, listrik di sekitar Lebak mati dan menurut warga juga itu karena listrik digunakan untuk pembangunan pabrik semen tersebut. Apesnya, waktu gua ke sana listrik mati saat malam hari. Horornya semakin kerasa dan membuat sulit aktivitas.
![]() | |
Sebelum dan Sesudah Eksploitasi |
![]() |
Teman setia turing |
![]() | |
Bukit yang udah berubah jadi tambang kapur |
Jumat, 10 April 2015
Pembukaaan 2015
Ah gila! Ternyata blog ini udah gua anggurkan selama hampir 4 bulan. Padahal perjanjian gua dengan jari-jari tangan yang mungil ini sebelumnya bakal posting di blog minimal sebulan sekali. Namun apa daya, total jari tangan gua cuma ada 10. Alhamdulillah.
Sebelumnya gua posting tentang masalah minggu tenang yang bikin bego. Setelah UAS semester 3 gua jalani dengan saksama dalam waktu dua minggu yang tidak dipersingkat, akhirnya hipotesis gua cukup terbukti kalau minggu tenang tidak berdampak signifikan terhadap hasil ujian. IP semester 3 gua tidak mencirikan bahwa gua bego, tapi gua harus tetap bersyukur dengan apa yang gua dapatkan. Meskipun, cukup menyakitkan.
Masuk ke semester 4, gua tumbuh sebagai mahasiswa yang semakin aktif dan energik. Buktinya, semester ini gua mulai mengurangi porsi tidur di dalam kelas. Selain itu, gua jadi semakin sering beli minuman berenergi. Itulah kenapa gua berani mengatakan diri gua saat ini semakin energik. Jadwal semester 4 yang justru lebih padat sama organisasi memaksa badan ini harus lembur dan pulang malem terus. Apalagi sekarang lagi musim begal, pulang malam jadi gak tenang. Dikit dikit liat spion, tengok kanan kiri, terus nabrak motor di depan gua. Gak taunya, motor yang gua tabrak motor begal.
Kamvret! Skip skip...
Masalah dengan IP mengharuskan gua mengurangi beban SKS, soal akademik "agak" lenggang untuk semester ini. Tiga kali dalam seminggu masuk siang dan gua merasakan kegabutan yang cukup mendalam. Gua berpikir, kalau sampai hasil semester 4 ini masih juga kurang memuaskan, berarti emang otak gua yang udah aus dan harus diperbaiki.
Beralih dari kegiatan kampus, cara gua untuk menghilangkan penat atau bisa disebut sebagai perbaikan otak adalah turing motor. Memang, gua adalah orang yang punya hobi nyetir terutama jarak jauh. Nyetir motor sih yang utama, kalau nyetir mobil gak begitu. Terakhir gua nyetir mobil ke Bandung hampir head-to-head sama bis jadi sekarang masih agak horor. Padahal gua yakin, pas itu gua cuman keluar sedikit dari jalur gua yang semestinya.
Gua bakal post beberapa kisah perjalanan turing dan jalan-jalan gua menjelajahi tempat-tempat keren di Indonesia ini. Pantengin terus aja, entah sampai kapan.
Sebelumnya gua posting tentang masalah minggu tenang yang bikin bego. Setelah UAS semester 3 gua jalani dengan saksama dalam waktu dua minggu yang tidak dipersingkat, akhirnya hipotesis gua cukup terbukti kalau minggu tenang tidak berdampak signifikan terhadap hasil ujian. IP semester 3 gua tidak mencirikan bahwa gua bego, tapi gua harus tetap bersyukur dengan apa yang gua dapatkan. Meskipun, cukup menyakitkan.
Masuk ke semester 4, gua tumbuh sebagai mahasiswa yang semakin aktif dan energik. Buktinya, semester ini gua mulai mengurangi porsi tidur di dalam kelas. Selain itu, gua jadi semakin sering beli minuman berenergi. Itulah kenapa gua berani mengatakan diri gua saat ini semakin energik. Jadwal semester 4 yang justru lebih padat sama organisasi memaksa badan ini harus lembur dan pulang malem terus. Apalagi sekarang lagi musim begal, pulang malam jadi gak tenang. Dikit dikit liat spion, tengok kanan kiri, terus nabrak motor di depan gua. Gak taunya, motor yang gua tabrak motor begal.
Kamvret! Skip skip...
Masalah dengan IP mengharuskan gua mengurangi beban SKS, soal akademik "agak" lenggang untuk semester ini. Tiga kali dalam seminggu masuk siang dan gua merasakan kegabutan yang cukup mendalam. Gua berpikir, kalau sampai hasil semester 4 ini masih juga kurang memuaskan, berarti emang otak gua yang udah aus dan harus diperbaiki.
Beralih dari kegiatan kampus, cara gua untuk menghilangkan penat atau bisa disebut sebagai perbaikan otak adalah turing motor. Memang, gua adalah orang yang punya hobi nyetir terutama jarak jauh. Nyetir motor sih yang utama, kalau nyetir mobil gak begitu. Terakhir gua nyetir mobil ke Bandung hampir head-to-head sama bis jadi sekarang masih agak horor. Padahal gua yakin, pas itu gua cuman keluar sedikit dari jalur gua yang semestinya.
Gua bakal post beberapa kisah perjalanan turing dan jalan-jalan gua menjelajahi tempat-tempat keren di Indonesia ini. Pantengin terus aja, entah sampai kapan.
Kamis, 25 Desember 2014
Minggu Tenang = Minggu Bego
Sekarang udah tanggal 25, itu artinya 4 hari lagi gua bakal UAS. Padahal akhir tahun ini identik sama liburan, yang hampir tiap siang di TV nayangin film Homealone. Dari gua SMP sampe sekarang, itu film gak ada selesainya. Bahkan gua gak tau itu pemeran bocahnya udah disunat apa belum sampe sekarang. Harusnya gua juga bisa merasakan nikmatnya liburan, tidur-tiduran siang hari sambil gua nonton film homealone itu.
Nyatanya, gua harus menghadap berkas ujian 4 hari lagi. Selama seminggu sebelum mulai ujian gua dikasih yang namanya minggu tenang, dengan segala kuliah pengganti di dalemnya. Gua gak terlalu paham sama visi misi dari minggu tenang. Sisi positifnya, minggu tenang bisa dimanfaatkan mahasiswa buat belajar dan review*
*tidak berlaku bagi kalangan mahasiswa non-mapres
Sisi negatifnya, ya kaya gua gini. Gua cukup visioner orangnya. Sebelum masuk minggu tenang, gua udah mantap buat belajar, ngulang semua matkul yang gua gak paham. Padahal gua sadar, 60% materi gua gak paham. Minggu tenang ini gua berencana meninggalkan semua aktivitas gua, mulai dari organisasi, maen game, sampe ngapel ke kontrakan cewe gua.
But it just a wacana belaka.
Sampe sekarang, gua udah mulai belajar. Kalo diitung, total lembaran yang udah gua baca kira-kira setebel 1 buku yasin. Lumayan, setidaknya masih ada yang gua baca, meskipun, tiap gua baca 5 menit gua butuh istirahat selama 2 jam. Gua baru tau, ternyata sistem imun gua lebih lemah ngelawan teori di dalem buku daripada influenza.
Bagi gua sebagai mahasiswa non-study oriented, minggu tenang hanya menciptakan kekantukan dan kebegoan yang mendalam. Gua berusaha untuk belajar, tapi godaan setan silih berganti. Dan selama 13 tahun merasakan susahnya sebagai pelajar, belum pernah ada setan yang mendesak gua harus belajar. Makna minggu tenang adalah minggu dimana elu gak inget kalo di depannya ada UAS menanti.
Apapun jenis elu sebagai mahasiswa, mau yang study oriented, organization oriented atau no oriented sekalipun, belajar itu gak mesti dari buku. Belajar itu, ketika elu mendapatkan dan memahami sesuatu yang positif dan elu praktekan ke hidup lu. Jujur aja, gua gak bisa hapal sama teori-teori yang sebegimana banyaknya karena emang gua gak suka. Tapi yang terpenting buat gua, teori yang gua baca bisa dipetik maknanya dan dipraktekin ke dunia nyata.
Selamat menempus UAS semester 3, wahai teman-teman seantero IPB!
Nyatanya, gua harus menghadap berkas ujian 4 hari lagi. Selama seminggu sebelum mulai ujian gua dikasih yang namanya minggu tenang, dengan segala kuliah pengganti di dalemnya. Gua gak terlalu paham sama visi misi dari minggu tenang. Sisi positifnya, minggu tenang bisa dimanfaatkan mahasiswa buat belajar dan review*
*tidak berlaku bagi kalangan mahasiswa non-mapres
Sisi negatifnya, ya kaya gua gini. Gua cukup visioner orangnya. Sebelum masuk minggu tenang, gua udah mantap buat belajar, ngulang semua matkul yang gua gak paham. Padahal gua sadar, 60% materi gua gak paham. Minggu tenang ini gua berencana meninggalkan semua aktivitas gua, mulai dari organisasi, maen game, sampe ngapel ke kontrakan cewe gua.
But it just a wacana belaka.
Sampe sekarang, gua udah mulai belajar. Kalo diitung, total lembaran yang udah gua baca kira-kira setebel 1 buku yasin. Lumayan, setidaknya masih ada yang gua baca, meskipun, tiap gua baca 5 menit gua butuh istirahat selama 2 jam. Gua baru tau, ternyata sistem imun gua lebih lemah ngelawan teori di dalem buku daripada influenza.
Bagi gua sebagai mahasiswa non-study oriented, minggu tenang hanya menciptakan kekantukan dan kebegoan yang mendalam. Gua berusaha untuk belajar, tapi godaan setan silih berganti. Dan selama 13 tahun merasakan susahnya sebagai pelajar, belum pernah ada setan yang mendesak gua harus belajar. Makna minggu tenang adalah minggu dimana elu gak inget kalo di depannya ada UAS menanti.
Apapun jenis elu sebagai mahasiswa, mau yang study oriented, organization oriented atau no oriented sekalipun, belajar itu gak mesti dari buku. Belajar itu, ketika elu mendapatkan dan memahami sesuatu yang positif dan elu praktekan ke hidup lu. Jujur aja, gua gak bisa hapal sama teori-teori yang sebegimana banyaknya karena emang gua gak suka. Tapi yang terpenting buat gua, teori yang gua baca bisa dipetik maknanya dan dipraktekin ke dunia nyata.
Selamat menempus UAS semester 3, wahai teman-teman seantero IPB!
Langganan:
Postingan (Atom)