Minggu, 12 April 2015

Sawarna, Surga Terpendam di Selatan Banten

Seperti yang telah gua jelaskan, gua bakal post perjalanan turing dan jelajah mengunjungi tempat-tempat keren. Belum banyak sih wilayah yang gua jelajahin, tapi ya lumayan lah bisa menghibur hati dan menyegarkan otak yang penuh dengan pikiran hidup dan materi kuliah ini. Kali ini gua mau berbagi cerita tentang perjalanan gua ke Pantai Sawarna.

Siapa yang gak kenal Pantai Sawarna? Pantai Sawarna berada di selatan Provinsi Banten, masuk ke wilayah administrasi Kabupaten Lebak. Jarak dari Bogor kira-kira 150 kilometer.

Peta Perjalanan

Gua menuju ke sana bareng sama 7 orang teman plus cemewewan, jadi total 9 orang. Kami semua pakai 5 motor menuju TKP. Berangkat dari IPB jam 7 pagi melewati Rute Bogor-Cijeruk-Cikidang-Pelabuhan Ratu-Sawarna. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 6 jam, tapi semua itu terbayar dengan pemandangan selama di perjalanan yang kece. Namun perjalanan melewati Cikidang perlu kemampuan menyetir yang ekstra soalnya jalannya terjal, berliku dan menyebabkan mabok darat bagi yang tidak kuat.

Di blog gua yang lama gua sempat membahas perjalanan menuju ke Sawarna, sekitar tahun 2011. Tapi ternyata ada kesalahan, pantai yang gua kunjungi saat itu bukanlah Sawarna tapi sebuah pantai di pusat kota Lebaknya. Kalau Sawarna ternyata harus agak ke dalam lagi dan perjalanan ini gua benar-benar menuju Sawarna. Biarpun begitu, pantai di selatan Banten ini masih belum tereksplor jadi kelestarian alamnya pun masih terjaga dengan baik.


Sempat beristirahat sejenak di Jalan Pelabuhan Ratu-Lebak

Oh iya gua lupa, perjalanan ke Sawarna ini dilakukan setelah gua UAS semester 3 tanggal 10 Januari 2015. Tanggal segini masuk periode musim hujan, jadi cukup harap-harap cemas juga. Kalau hujan pergi ke pantai kan sama aja bohong. Selama perjalanan pun mendung sudah menyelimuti, khawatir nanti hujan.

Puncak Habibie

Kalau teman-teman menuju ke Sawarna via Pelabuan Ratu, pasti bakal melewati tempat yang satu ini. Ya, namanya Puncak Habibie. Berada di puncak bukit perbatasan Jawa Barat-Banten, tapi gak tau berapa ketinggiannya. Puncak ini gak terlalu jauh dari laut, makanya pemandangan yang warna biru di bawah itu bukan danau tapi laut, tepatnya Pantai Pelabuhan Ratu. Keren kan?


Memasuki daerah Banten, jalan Raya terasa berbeda. Di Jawa Barat jalan terasa mulus maknyus, masuk ke daerah Banten, entah karena apa, jalan berubah jadi kasar dan banyak yang rusak. Kesenjangan pembangunan terasa sekali di sini. Di dalam perjalanan, teman-teman akan menemukan pertigaan ke kiri dan lurus. Dua arah itu sama saja menuju ke Sawarna, cuma berbeda jarak tempuhnya aja. Waktu berangkat gua coba lewat jalan lurus, dengan harapan bisa ketemu lagi sama spot bukit yang menghadap langsung ke laut.

Sampai di lokasi bukit yang gua maksud, gua kaget bukan kepalang. Bukit yang dulu masih hijau dan asri jadi hancur karena ada eksploitasi tambang kapur. Gua melihat ada bangunan berkubah merah yang besar, yang gua kira awalnya itu stadion. Karena gua orangnya cukup kritis, gua berpikir buat apa ada stadion di tempat sepi semacam ini? Apa visi misinya? Namun setelah gua bertanya-tanya ke masyarakat sekitar, ternyata itu adalah sebuah pabrik semen yang masih dalam tahap pembangunan dan menurut warga dimiliki oleh calon wakil presiden yang kemarin kalah bertarung di pilpres 2014. Setiap siang, listrik di sekitar Lebak mati dan menurut warga juga itu karena listrik digunakan untuk pembangunan pabrik semen tersebut. Apesnya, waktu gua ke sana listrik mati saat malam hari. Horornya semakin kerasa dan membuat sulit aktivitas.

Sebelum dan Sesudah Eksploitasi

Miris rasanya liat pemandangan semacam ini. Eksploitasi yang terjadi secara besar-besaran berdampak pada rusaknya akses masyarakat, rusaknya lingkungan bahkan dapat menyebabkan rusaknya biota laut akibat dari limbah pabrik semen nantinya. Semoga ada perhatian pemerintah terkait hal ini, agar tidak terjadi kerusakan yang semakin parah ke depannya.


Teman setia turing

Bukit yang udah berubah jadi tambang kapur

Akhirnya, jam 1 siang kami semua tiba di pantai yang dituju, Sawarna. Menuju kampung Sawarna kita harus melewati sebuah jembatan gantung menyebrangi muara sungai. Hal ini menjadi keunikan dan ciri khas dari kampung Sawarna. Melepas penat sejenak di Mushala dan mulai mencari penginapan. Alhamdulillah dapat penginapan yang harganya cukup bersahabat, 450rb/malam. Jadi masing-masing orang membayar 50rb untuk penginapan. Nama penginapannya yaitu Camp Bim Bim, mungkin teman-teman yang bakal berkunjung ke sini akan menemukan Camp ini yang lokasinya tidak begitu jauh dari Pantai dan Mushala. Barang-barang sudah diletakkan, badan sudah diistirahatkan and Let's Rock!


Jumat, 10 April 2015

Pembukaaan 2015

Ah gila! Ternyata blog ini udah gua anggurkan selama hampir 4 bulan. Padahal perjanjian gua dengan jari-jari tangan yang mungil ini sebelumnya bakal posting di blog minimal sebulan sekali. Namun apa daya, total jari tangan gua cuma ada 10. Alhamdulillah.

Sebelumnya gua posting tentang masalah minggu tenang yang bikin bego. Setelah UAS semester 3 gua jalani dengan saksama dalam waktu dua minggu yang tidak dipersingkat, akhirnya hipotesis gua cukup terbukti kalau minggu tenang tidak berdampak signifikan terhadap hasil ujian. IP semester 3 gua tidak mencirikan bahwa gua bego, tapi gua harus tetap bersyukur dengan apa yang gua dapatkan. Meskipun, cukup menyakitkan.

Masuk ke semester 4, gua tumbuh sebagai mahasiswa yang semakin aktif dan energik. Buktinya, semester ini gua mulai mengurangi porsi tidur di dalam kelas. Selain itu, gua jadi semakin sering beli minuman berenergi. Itulah kenapa gua berani mengatakan diri gua saat ini semakin energik. Jadwal semester 4 yang justru lebih padat sama organisasi memaksa badan ini harus lembur dan pulang malem terus. Apalagi sekarang lagi musim begal, pulang malam jadi gak tenang. Dikit dikit liat spion, tengok kanan kiri, terus nabrak motor di depan gua. Gak taunya, motor yang gua tabrak motor begal.

Kamvret! Skip skip...

Masalah dengan IP mengharuskan gua mengurangi beban SKS, soal akademik "agak" lenggang untuk semester ini. Tiga kali dalam seminggu masuk siang dan gua merasakan kegabutan yang cukup mendalam. Gua berpikir, kalau sampai hasil semester 4 ini masih juga kurang memuaskan, berarti emang otak gua yang udah aus dan harus diperbaiki.

Beralih dari kegiatan kampus, cara gua untuk menghilangkan penat atau bisa disebut sebagai perbaikan otak adalah turing motor. Memang, gua adalah orang yang punya hobi nyetir terutama jarak jauh. Nyetir motor sih yang utama, kalau nyetir mobil gak begitu. Terakhir gua nyetir mobil ke Bandung hampir head-to-head sama bis jadi sekarang masih agak horor. Padahal gua yakin, pas itu gua cuman keluar sedikit dari jalur gua yang semestinya.

Gua bakal post beberapa kisah perjalanan turing dan jalan-jalan gua menjelajahi tempat-tempat keren di Indonesia ini. Pantengin terus aja, entah sampai kapan.